LP2M IAIN Batusangkar Sosialisasi Kampung Islami di Nagari Tanjung Bonai Aur Sijunjung
Sijunjung - Falsafah hidup Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) adalah entitas budaya masyarakat Minangkabau (Sumatera Barat). ABS-SBK adalah bukti keselarasan antara nilai-nilai adat dengan nilai-nilai agama. Secara sosio-historis, fakta membuktikan bahwa ABS-SBK mampu menjadi pondasi dalam pembangunan karakter masyarakat (khususnya anak) di Minangkabau, sehingga menjadi pribadi yang mandiri, rendah hati, patriotik, dan sekaligus menjadi tulang punggung bangsa, Negara dan agamanya. Perubahan sosial telah mengikis nilai-nilai ABS-SBK sehingga tidak terlihat lagi dalam tatanan kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau.
Beranjak
dari hal tersebut, harus ada upaya reaktualisasi dan revitalisasi terhadap
nilai-nilai ABS-SBK, terutama dalam membangun karakter anak Minangkabau hari
ini dan untuk masa yang akan datang. Penerapan kembali nilai-nilai ABS-SBK ke
dalam prilaku kehidupan sehari-hari memerlukan keseriusan dan komitmen semua
elemen dalam Kampung dan komunitas masyarakat. Komitmen itu dibangung menuju
perwujudan Kampung / kampung dengan komunitas / penduduk yang berprilaku Islami
guna menunjukkan keteladanan terhadap generasi muda berbasis nilai-nilai
ABS-SBK khususnya terhadap Anak Usia Dini, Anak Usia Sekolah dan Remaja.
Urung
Rembuk Pemerintah Daerah/Nagari dengan Ninik Mamak, Pemangku Adat, Bundo
Kanduang, Urang Sumando, dan Pemuda
dalam Kampung guna membangun komitmen kesiapan memberi keteladanan bersikap,
berbicara dan berpakaian, sekaligus penandatanganan plakat kesepakatan bersama.
Tujuannya, adalah sebagai sosialisasi Pentingnya Peran Ninik Mamak dan Pemangku
Adat dalam me-reaktualisasi dan revitalisasi nilai-nilai ABS-SBK dalam
membentuk karakter anak kemenakan di Minangkabau. Membangun komitmen
keterlibatan ninik mamak dan pemangku adat dalam mewujudkan prilaku Islami di
masyarakat.
Kamis,
07 September 2016 bertempat di Masjid Nagari Tanjung Bonai Aur, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Lembaga Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar bekerjasama dengan Pemerintah
Nagari Tanjung Bonai Aur mengadakan sosialisasi mewujudkan Kampung Islami di
nagarai tersebut. Sosialisasi dilakukan setelah shalat isya, dengan mengundang
peserta dari Pemangku Adat, Ninik Mamak, Walinagari, Walijorong dalam Kampung,
Bundo Kanduang, Pemuda dan Tokoh Masyarakat dalam Kampung atau diperluas. Turut
hadir juga pada malam itu Bapak Sunardi, anggota DPRD Kab. Sijunjung.
Ketua
LP2M IAIN Batusangkar, Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag., yang didampingi Kepala
Pusat Pengabdian, Drs. Afwadi, beserta rombongan, dalam sambutannya
menggambarkan bahwa perwujudan Kampung Islami tersebut merupakan keberlanjutan
dari program-program dampingan desa, masjid/surau dan pondok
pesantren/madrasah. “Kampung Islami itu sendiri adalah program perwujudan
masyarakat dalam bentuk pola pikir, tingkah laku, berbicara dan bepenampilan
yang sesuai dengan nilai-nilai agama", kata Yusrizal.
Datuk
Simarajo selaku ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Tanjung Bonai Aur, mengatakan
bahwa Ninik Mamak di Nagari pada prinsipnya menyokong gerakan program kampung
Islami. “Kami dari Ninik Mamak sudah mulai membentuk nuansa Islami bagi anak
kemenakan di nagari. Seperti membebaskan biaya dan segala bentuk iuran bagi
siswa Madrasah yang hafidz al-Qur’an”, ungkap Dt. Simarajo.
Dalam
sambutannya, Adam, Walinagari Tanjung Bonai Aur menyampaikan bahwa pemerintah
nagari akan bekerjasama dengan IAIN Batusangkar khususnya dalam program
perwujudan kampung Islami. Adam mengajak, masyarakat untuk mendukung realisasi
program tersebut demi pertumbuhan dan perkembangan karakter anak kemenakan yang
sesuai dengan nilai adat dan nilai agama. Sunardi, Tokoh Masyarakat yang juga
anggota DPRD Kab. Sijunjung menyadari bahwa perubahan-perubahan yang terjadi di
masyarakat berada pada konteks social-budaya dan sosial-politik. Menurutnya,
peningkatan pendidikan caik secara formal maupun informal dan kemajuan teknologi
tidak diiringi dengan peningkatan kualitas moral dan etika. “Peningkatan
tersebut tidak diwarnai dengan ilmu agama dan ilmu adat istiadat”, tambah
Mantan Wali Nagari Tanjung Bonai Aur ini.
Musyawarah
yang dipimpin oleh Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat LP2M, Drs. Afwadi, dalam
agenda sosialisasi tersebut menunjukkan pemahaman yang sama bahwa sosial
masyarakat Minangkabau dewasa ini tampak ada indikasi saling menyalahkan dalam
perkembangan nilai-nilai ditengah masyarakat, antara generasi muda dengan generasi
tua. Padahal seharusnya, dalam ajaran Minangkabau dimana kemenakan adalah
tanggungjawab bagi mamak, dan didikan terhadap anak adalah tanggungjawab orang
tua. Guna menggiring pola pendidikan seperti itu, agar sesuai dengan falsafah
ABS-SBK diperlukan adanya kesepakatan dan komitmen semua elemen masyarakat agar
karakter anak-kemenakan nantinya dapat sesuai dengan ajaran nilai agama dan
adat. (hru)
Assalamu'alaikum...
BalasHapusBapak Admin Website LPPM IAIN BSK, sblumnya saya mohon maaf atas kelancangannya.. Tapi pada artikel ini ada sedikit kesalahan nama daerah... yakni Tanjung Bonai Aur itu adalah sebuah Nagari, sedangkan Kumanis Juga Sebuah Nagari bukan kecamatan. Jadi, mereka itu beda nagari, yg betul itu adalah Nagari Tj.Bonai Aur kec.sumpur kudus, kab.sijunjung. Mungkin ini dapat diperbaiki. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalam
Wa'alaikumsalam. Terimakasih atas koreksinya, untuk perbaikan..
BalasHapusSemoga kegiatan seperti ini sering dilaksanakan.
BalasHapusSangat menginspirasi saya untuk penulisan naskah khutbah jumat generasi muda muslim. Terimakasih.
BalasHapus